"Free Vol", sebuah pameran terbaru dari seniman CEET Fouad di Rose Studio Art Gallery

CEET Fouad adalah seorang seniman jalanan yang terkenal, yang menerangi ruang-ruang kota dengan karya-karyanya yang semarak, ditandai dengan kehadiran lambang "Chicanos", ayam-ayam kecil yang ia gunakan di seluruh dunia. CEET telah mengembangkan bahasa artistik yang universal, yang berakar pada budaya Street-Art dan diperkaya oleh perjalanan dan kolaborasi artistiknya.

Ketika CEET menemukan Shenzhen, kota terbesar keempat di Tiongkok, pada tahun 2002, ia tidak bisa berbahasa Mandarin.

"Sangat sedikit orang Tionghoa yang berbicara bahasa Inggris, tidak seperti saat ini, dan ketika orang Tionghoa tidak dapat memahami Anda, mereka akan diam dan melarikan diri. Setiap perjalanan ke kota adalah sebuah misi!

Maka CEET pun mengeluarkan pensilnya.

"Saya akan menggambar apa yang ingin saya tanyakan dan ketika saya mencari restoran, saya akan menggambar mulut dan panah yang menunjukkan seekor ayam kecil yang gemuk".

Dari gambar kecil ini, sebuah sketsa, lahirlah "Chicanos", ayam-ayam kecil yang kini dilukis oleh CEET di ribuan kanvas, patung, dan lukisan dinding monumental di seluruh dunia.

Anda juga dapat melihat karya-karya tersebut di situs web Rose Studio Art Gallery

Rose Studio Art Gallery telah menjadi pendukung CEET sejak awal berdirinya, merayakan hubungan dengan seniman dan karyanya yang unik. Direktur Claire Thibaud-Piton menjelaskan DNA galeri ini:

Saya adalah pemilik galeri yang berpindah-pindah, seperti bangsa Mongol, dan saya mencintai Asia. Saya menghidupkan ekspresi para seniman saat keluarga saya bepergian. Saya belajar banyak dari mereka, kemudian saya membimbing mereka dan, akhirnya, saya menempatkan mereka sebagai pusat perhatian dalam proyek-proyek seni bersama di kota-kota, dengan seniman Prancis atau Eropa yang sudah mapan. Saya memamerkan karya-karya mereka di galeri mitra, di pameran seni internasional atau di galeri saya di Paris: Rose Studio Art Gallery. Lukisan-lukisan mereka menghiasi dinding-dinding kota di Asia Tenggara dan Eropa, memberikan seniman lokal sebuah dimensi internasional.