Grand Prix du roman de l’Académie française 2025: Yanick Lahens dianugerahi penghargaan untuk Passagères de nuit

Oleh Laurent de Sortiraparis · Foto oleh Laurent de Sortiraparis · Diperbarui 5 November 2025 pukul 18:01 · Diterbitkan di 4 November 2025 pukul 18:01
Académie française telah menganugerahkan Grand Prix du roman 2025 kepada Yanick Lahens untuk Passagères de nuit, sebuah kisah penghormatan kepada perempuan dan ingatan. Kemenangan ini diraih dengan selisih tipis dari Pauline Dreyfus.

Di bawah Kubah, sastra berbahasa Prancis sekali lagi bersinar. Grand Prix du roman de l'Académie française(Hadiah Besar Novel Akademi Prancis) diberikan pada hari Kamis, 30 Oktober 2025, kepada Yanick Lahens untuk novelnya Passagères de nuit, yang diterbitkan oleh Sabine Wespieser. Hadiah senilai 10.000 euro ini merupakan bagian dari tradisi tahunanAkademi Prancis yang, sejak 1915, memberikan penghargaan kepada penulis berbahasa Prancis. Pemilihan dilakukan di Paris, setelah tiga putaran pemungutan suara yang sangat ketat.

Penulis Haiti ini menang tipis, dengan memperoleh sebelas suara melawan sepuluh suara untuk Pauline Dreyfus dan novelnya Un pont sur la Seine (Grasset). Finalis ketiga, Alfred de Montesquiou, bersaing dengan Le Crépuscule des hommes (Robert Laffont). Keputusan ini diambil menjelang pengumuman penghargaan sastra besar lainnya di musim gugur, seperti Femina, Goncourt, Renaudot, atau Médicis.

Sebuah penghormatan kepada perempuan dan ingatan

Lahir pada tahun 1953 di Port-au-Prince, Yanick Lahens yang berusia 71 tahun adalah tokoh sastra Haiti yang terkenal. Pemenang penghargaan Femina pada tahun 2014 untuk Bain de lune, ia melanjutkan karyanya dengan tema-tema ingatan, transmisi, dan kondisi perempuan. Dalam Passagères de nuit, penulis "memberikan penghormatan penuh harapan dan keteguhan kepada garis keturunan perempuan dari mana ia berasal", menurut presentasi penerbitnya. Novel ini menceritakan perjalanan beberapa generasi, dari Elizabeth, yang lahir pada tahun 1818 di New Orleans, hingga Régina, yang "lahir miskin di antara yang miskin" di Haiti setengah abad kemudian.

Buku ini juga menggambarkan realitas tragis para "penumpang malam" yang diangkut dengan kapal budak, dalam narasi yang berganti-ganti antara penderitaan dan ketahanan. Para wanita ini, tulis Lahens, terus maju dengan motto: "Selalu maju tanpa menoleh ke belakang".

Pengakuan terhadap penerbit independen

Penghargaan ini juga merupakan pengakuan bagi penerbit Sabine Wespieser, sebuah penerbit independen yang didirikan pada tahun 2002 dan berspesialisasi dalam penerbitan karya penulis berbahasa Prancis. Penerbit ini, yang telah beberapa kali mendapatkan penghargaan dalam dunia sastra, dengan demikian menegaskan perannya dalam menyoroti karya-karya tulis yang unik dan berkomitmen.

Dengan Passagères de nuit, Sabine Wespieser melanjutkan pekerjaannya dalam mendampingi penulis dari berbagai latar belakang, yang menegaskan posisinya dalam dunia penerbitan Prancis. Yanick Lahens menggantikan Miguel Bonnefoy, penulis Prancis-Venezuela yang memenangkan penghargaan pada tahun 2024 untuk Le Rêve du jaguar (Rivages).

Sebuah gambaran awal dari musim penghargaan sastra besar

Pemberian Grand Prix du roman de l’Académie française menandai dimulainya musim penghargaan sastra di Prancis. Beberapa hari sebelum pengumuman Femina, Goncourt, Renaudot, dan Médicis, penghargaan pertama ini menjadi pembuka musim gugur yang diwarnai oleh sastra dan keragaman suara berbahasa Prancis.

Penghargaan ini mengukuhkan posisi Yanick Lahens di antara tokoh-tokoh besar sastra kontemporer, sekaligus mengingatkan pentingnya peran perempuan dalam melestarikan memori kolektif dan sejarah bangsa-bangsa.

Halaman ini dapat mengandung elemen yang dibantu oleh AI, informasi lebih lanjut di sini.

Informasi berguna
Komentar
Perbaiki pencarian Anda
Perbaiki pencarian Anda
Perbaiki pencarian Anda
Perbaiki pencarian Anda