Menjelajahi Paris pada zaman Belle Époque: monumen dan situs bersejarah di ibu kota

Oleh Rizhlaine de Sortiraparis, My de Sortiraparis, Graziella de Sortiraparis · Foto oleh My de Sortiraparis · Diterbitkan di 12 Agustus 2021 pukul 11:43
Paris pada masa Belle Epoque adalah periode yang mempesona dan menginspirasi mimpi, terutama dengan gerakan Art Nouveau yang spektakuler sekaligus fana. Apakah Anda ingin menemukan sisa-sisa periode penting dalam sejarah ibu kota ini? Berikut adalah tempat-tempat di mana Anda dapat menemukannya.

Paris tidak dibangun dalam satu hari, dan ibu kota ini merupakan hasil dari berbagai era yang berpadu menjadi satu untuk membentuk warisan yang sangat menawan yang kita kagumi saat ini. Belle Époque adalah salah satu periode paling ikonik dalam sejarah Paris. Dari akhir abad ke-19 hingga awal Perang Dunia Pertama, periode ini ditandai dengan berbagai kemajuan, dan tetap menjadi periode yang meriah dalam imajinasi kolektif.

Visuel Paris Pont Alexandre IIIVisuel Paris Pont Alexandre IIIVisuel Paris Pont Alexandre IIIVisuel Paris Pont Alexandre III

Namun, apa yang tersisa dari Paris pada masa Belle Époque? Sisa-sisa bagian darisejarah ibu kota ini dapat dilihat di setiap sudut Kota Cahaya... dan sering kali Anda berjalan melewatinya tanpa menyadarinya!

Visuel Paris Petit palaisVisuel Paris Petit palaisVisuel Paris Petit palaisVisuel Paris Petit palais

Di antara monumen-monumen yang menandai awal dari Belle Epoque adalah yang dihasilkan dari Pameran Universal. Titik awalnya adalah lambang ibu kota: Menara Eiffel. Diikuti oleh Petit Palais dan Grand Palais. Tak jauh dari sana, Jembatan Alexandre III juga menjadi pengingat megahnya Belle Epoque. Namun ada satu sisa yang pasti akan sering Anda lewati: Guimard aediculae yang khas di beberapa pintu masuk metro Paris.

Visuel Paris métro conseil d'étatVisuel Paris métro conseil d'étatVisuel Paris métro conseil d'étatVisuel Paris métro conseil d'état

Dinamakan demikian untuk menghormati arsiteknya, Hector Guimard, salah satu pembawa standar Art Nouveau, pintu-pintu ini hadir dalam berbagai bentuk, namun mudah dikenali dari warna hijau dan motif bunganya. Di jantung museum tertua di ibu kota, Musée Carnavalet, Anda juga akan menemukan perhiasan Fouquet yang terkenal karya Alfons Mucha, yang telah dirakit ulang. Tak jauh dari stasiun metro Abbesses,Église Saint Jean de Montmartre juga merupakan karyaart nouveau, begitu pula Synagogue de la rue Pavée di distrik Marais.

Musée Carnavalet rénové et repensé, les photos Musée Carnavalet rénové et repensé, les photos Musée Carnavalet rénové et repensé, les photos Musée Carnavalet rénové et repensé, les photos

Namun, bukan hanya monumen-monumen yang menghidupkan kembali Belle Époque. Sejumlah alamat gourmet membenamkan kita dalam suasana meriah dari periode bersejarah ini. Di antaranya adalah Maxim's, tak jauh dari Madeleine, dan Train Bleu di Gare de Lyon. Ada juga sejumlah kaldu: kaldu Racine, kaldu Julien, kaldu Pharamond, kaldu Vagenende, dan Brasserie Mollard. Sejumlah toko juga memiliki dekorasi Art Nouveau, termasuk toko perhiasan Técla di 2 rue de la Paix, Samaritaine dan pembuat cokelat Debauve et Gallais di arondisemen ke-7.

Visuel Paris SamaritaineVisuel Paris SamaritaineVisuel Paris SamaritaineVisuel Paris Samaritaine

Ada juga banyak bangunan yang menjadi saksi gerakan Art Nouveau. Salah satu yang paling ikonik tidak diragukan lagi adalahgedung Lavirotte di 29 avenue Rapp di arondisemen ke-7.Hôtel Lutetia juga merupakan simbol Belle Epoque. Di arondisemen ke-16, ada banyak bangunan dan rumah-rumah pribadi yang bisa dikagumi: Castel Béranger,Atelier Carpeaux, Les Chardons, dan hôtel-hôtel Guimard, Mezzara, Jassedé, dan Pauilhac, semuanya merupakan karya agung Belle Époque.

Informasi berguna

Tanggal dan jadwal
Dari 22 Juni 2021

×
    Komentar
    Perbaiki pencarian Anda
    Perbaiki pencarian Anda
    Perbaiki pencarian Anda
    Perbaiki pencarian Anda